Minggu, 20 Oktober 2013

Peranan Pemuda dalam Sosisalisasi, Internalisasi Belajar dan Pembinaan Pengembangan Generasi Muda



Peranan Pemuda dalam Sosialisasi, Internalisasi Belajar dan Pembinaan Pengembangan Generasi Muda
Pengertian pemuda
Pemuda adalah golongan manusia-manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan.akan tetapi di Indonesia ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan pasti.
Pemuda merupakan generasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader masyarakat dan kader keluarga. Pemuda selalu diidentikan dengan perubahan, peran pemuda dalam membangun bangsa ini sangat diperlukan untuk suatu bangsa.
Satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa merupakan sumpah pemuda yang di ikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928. Begitu kompaknya pemuda Indonesia pada waktu itu, dan apakah semangat pemuda sekarang sudah mulai redup, seolah dalam kacamata negara dan masyarakat seolah-olah atau kesannya pemuda sekarang malu untuk mewarisi semangat nasionalisime.
Sekarang Pemuda lebih banyak melakukan peranan sebagai kelompok politik dan sedikit sekali yang melakukan peranan sebagai kelompok sosial, sehingga kemandirian pemuda sangat sulit berkembang dalam mengisi pembangunan.
Peranan pemuda dalam sosialisi bermasyrakat sungguh menurun dratis, dulu bisanya setiap ada kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, acara-acara keagamaan, adat istiadat biasanya yang berperan aktif dalam menyukseskan acara tersebut adalah pemuda sekitar. Selaku Pemuda kita dituntut aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran pemuda sangat dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan bagi masyarakat dan negara.
Pengertian Sosialisasi  :
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja.
Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.
Sosialisasi primer :
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
Sosialisasi sekunder :
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Bentuk-bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi.
Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.
Peranan pemuda dalam sosialisi bermasyrakat sungguh menurun dratis, dulu bisanya setiap ada kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, acara-acara keagamaan, adat istiadat biasanya yang berperan aktif dalam menyukseskan acara tersebut adalah pemuda sekitar. Selaku Pemuda kita dituntut aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran pemuda sangat dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan bagi masyarakat dan negara

 Internalisasi Belajar
Internalisasi belajar dan Sosialisasi proses peresapan pengetahuan ke dalam pikiran. Dalam proses ini, pengetahuan eksplisit (kelihatan, biasanya dalam bentuk simbol dan kode) diubah ke dalam bentuk tasit (tak kelihatan). Contoh internalisasi adalah membaca buku, cetak maupun digital.
Buku cetak tentu tak perlu dihadirkan dengan teknologi informasi. Sedangkan buku digital atau elektronik memerlukan teknologi informasi.
Pembinaan Pengembangan Generasi Muda
Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978. Tujuannya agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam poenanganannya benar-benar menggunakannya sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaiksud.

Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan :

1. Landasan Idiil : Pancasila

2. Landasan Konstitusional : Undang-undang dasar 1945

3. Landasan Strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara

4. Landasan Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi

5. Landasan Normatif : Tata nilai ditengah masyarakat.

Motivasi asas pembinaan dan pengembangan generasi muda bertumpu pada strategi pencapaian tujuan nasional, seperti disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 alinia IV. Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu :

1. Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan ketrlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.

2. Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kea rah pertumbuhan potensi dan kemampuan ketingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional. Generasi muda merupakan generasi penerus perjuangan bangsa dan sumber daya insani bagi pembangunan nasional, generasi muda diharapkan dapat memikul tugas dan tanggung  jawab untukkelestarian kehidupan bangsa dan negara. Untuk itu generasi muda perlu mendapatkan perhatian khusus dan kesempatan yang seluas-luasnya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh generasi muda di Indonesia antara lain sebagai berikut :
  1. Terbatasnya lapangan kerja yang tersedia. tingkat pengangguran tinggi dan menjadi beban bagi keluarga maupun negara.
  2. Penyalahgunaan Obat Narkotika dan Zat Adiktif lainnya yang merusak fisik dan mental bangsa.
  3. Masih adanya anak-anak yang hidup menggelandang.
  4. Pergaulan bebas yang merujukkan pada penyimpangan perilaku (Deviant   behavior).
  5. Masuknya budaya barat (Westernisasi Culture) yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita yang dapat merusak mental generasi muda.
  6. Perkawinan dibawah umur yang masih banyak dilakukan oleh golongan masyarakat, terutama di pedesaan.
  7. Masih merajalelanya kenakalan remaja dan permasalahan lainnya

Peranan pemuda dalam sosialisasi dan internalisasi belajar sudah sangat luas dan sumber untuk bersosialisasi sudah sangat banyak. Mereka dapat mengakses sumber di media-media social. Seperti ketika seorang anak mendapatkan tugas dari sekolah, mereka membutuhkan informasi dari beberapa sumber untuk menyelesaikan tugas nya. Akan tetapi setiap penggunaa media social lebih efektif jika orangtua ikut andil dalam setiap tindakan anak tersebut. Peran orangtua sangatlah penting untuk memantau segala tindakan anaknya, apa saja yang mereka akses di sosisal media. Karena mencakup semuanya, dari hal yang positive sampai hal yang negative. Tergantung bagaimana seorang anak menggunakan social media sebagai sarana untuk bersosialisasi dan internalisasi belajar. Sebenarnya jika social media digunakan untuk hal yang positive, banyak ilmu yang kita dapatkan. Kita dapat mengetahui situasi disekitar kita, kita dapat berkomunikasi dengan oranglain dan lain-lain.
Pembinaaan pengembangan generasi muda dipantau oleh orangtua dalam ruang lingkup keluarga. Generasi muda sekarang ini banyak yang terpengaruh oleh hal-hal yang negative. Padahal jika kita gunakan waktu kita untuk hal-hal yang positive, tentunya akan lebih bermanfaat.  Bukan hanya orangtua saja yang berperan dalam hal ini, tetapi diri kita sendiri harus bisa memposisikan diri kita agar tidak terpengaruh oleh hal-hal yang negative. Jika kita ingin bersosialisasi dengan oranglain, kita harus bisa membedakan mana yang baik dan mana ynag kurang baik.
Tanggapan saya dalam hal ini adalah social media memang sangatlah penting sebagai sarana untuk bersosialisasi dan untuk internalisasi belajar. Karena di social media kita dapat menemukan hal-hal yang baru, yang mungkin belum pernah kita ketahui,banyak informasi yang kita temukan tentunya informasi tersebut sangat bermanfaat bagi kita. Tetapi dalam hal ini harus ada batsan nya, kita harus mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Kita tidak boleh menggunakansosial media untuk hal yang negative. Seperti yang sudah saya katakana, kalau peran orangtua sangatlah penting. Pembinaan pengembangan generasi muda harus tetap dipantau oleh keluarga terutama orangtua. Dan kita sebagai generasi muda tidak boleh menegecewakan orang yang sudah berjasa dalam mendidik kita.
Jadilah generasi muda yang berguna bagi nusa dan bangsa, bukan menjadi masalah di Negara kita. Agar Negara kita dapat merdeka dalam arti yang sesungguhnya.







Sabtu, 19 Oktober 2013

Pengertian Individu dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Pengertian Individu dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya.
Individu mempunyai ciri-ciri memiliki suatu pikiran dan diri. Dimana individu sanggup menetapkan kenyataan, interprestasi situasi, menetapkan aksi dari luar dan dalam dirinya. Dapat diartikan sebagai proses komunikasi individu dalam berinteraksi dan berhubungan. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar individu tersebut ditandai dengan dimana individu tersebut berusaha menempatkan perilaku pada dirinya sesuai dengan norma dan kebudayaan lingkungan tersebut , seperti di Indonesia individunya menjunjung tinggi perilaku sopan santun dan beretika dalam bersosialisasi.
Individu selalu berada didalam kelompok, peranan kelompok tersebut adalah untuk mematangkan individu tersebut menjadi seorang pribadi. Dimana prosesnya tergantung terhadap kelompok dan lingkungan dapat menjadi faktor pendukung proses juga dapat menjadi penghambat proses menjadi suatu pribadi. Faktor pendukung dan faktor penghambat juga dapat berdasarkan individu itu sendiri.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
1.      Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama

2.       Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan

3.      Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.

4.      Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi.
Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat.
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya dengan manusia.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi tidak ada, dari kecil menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan lain-lain.
Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organisme yang disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali pada keadaan semula). Pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif, dimana suatu organisme yang dulunya kecil menjadi lebih besar seiring dengan pertambahan waktu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:
1. Faktor Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan, kaki, dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
2. Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan menimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga.
Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
 3. Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
Dari semua faktor-faktor  di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
Keluarga merupakan sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri. Setiap kelauarga mempunyai kepala keluarga. Dimana kepala keluarga yaitu seorang ayah. Ayah bertugas mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarga nya. Oleh karena itu, sudah tidak asing lagi jika banyak kepala keluarga yang membawa keluarga untuk mengadu nasib di kota-kota besar demi membahagiakan keluarganya dan kebutuhan keluarganya tercukupi. Sehingga terjadilah peningkatan pertumbuhan penduduk di kota-kota besar. Mereka yang memilih untuk tinggal di kota-kota besar sebenarnya ingin meningkatkan ekonomi keluarga mereka. Mereka berfikir bahwa hidup di kota akan terjamin dan akan meningkatkan kebutuhan ekonomi keluarga mereka sehingga mereka dapat hidup lebih layak. Sudah terlihat jelas bahwa sekarang ini banyak sekali penduduk di kota-kota besar yang hidup terlantar. Bahkan di antara mereka ada yang tidak bisa pulang untuk ke tempat tinggal asal mereka karena tidak mempunyai uang untuk pulang. Dan mereka terpaksa untuk tinggal menetap di kota walaupun mereka tinggal di tempat yang tidak layak. Tetapi di antara mereka ada juga yang menjadi sukses memperjuangkan hidup nya di kota, mereka yang seperti itu biasanya mempunyai keahlian khusus dibidang-bidang tertentu dan mereka mau bekerjakeras sehingga mereka dapat meningkatkan kebutuhan ekonomi keluarga mereka. Pertumbuhan penduduk selain diakibatkan oleh perpindahan penduduk, dapat pula di akibatkan oleh tingkat kelahiran penduduk. Banyak keluarga yang tidak merapkan system Keluarga Berencana, yang seharusnya setiap keluarga hanya mempunyai dua anak. Jadi setiap keluarga terdiri dari seorang Ayah, Ibu dan 2 anak. Jika setiap keluarga menerapkan system Keluarga Berencana, maka hal tersebut akan meminimalisir  peningkatan pertumbuhan penduduk.

 Tanggapan saya mengenai hal di atas adalah, jika seseorang ingin mengadu nasib di kota-kota besar seperti Jakarta, sebaiknya harus mempunya keahlian di bidang-bidang tertentu bukan hanya modal saja. Jika seseorang mempunyai keahlian dan mengadu nasib di kota-kota besar itu tidak menutup kemungkinan orang tersebut akan sukses sehingga dapat meningkatkan kebutuhan ekonomi nya.
Saran saya untuk hal diatas sebaiknya orang-orang tidak perlu mencari pekerjaan jauh-jauh, jika tidak mempunyai keahlian di bidang-bidang tertentu. Apalagi jika suatu kepala keluarga membawa seluruh anggota keluarga nya untuk ikut tinggal di kota-kota besar, meraka akan ikut merasakan kerasnya hidup di kota. Jadi menurut saya, keahlian itu sangatlah penting untuk menopang kehidupan di kota, keahlian kita juga harus mempunyai keberanian. Jika kita mempunyai keahlian dan keberanian, kita sulit untuk bersaing dengan orang-orang yang mempunyai keahlian lebih. Akibatnya hidup kita akan terlantar di kota. Lebih baik tinggal di daerah sendiri dan memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada. Hal tersebut lebih efektif untuk memenuhi kebutuhan.

Kebudayaan Masyarakat

Kebudayaan Masyarakat
Pengertian Kebudayaan Masyarakat

“Kebudayaan” atau Budaya berasal dari bahasa Sansekerta Yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Lati Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan jug sebagai mengolah tanah atau bertani.Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Jadi budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
·         Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
·         Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut
·         Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
·         Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
·         Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Sedangkan masyarakat adalah kesatuan kehidupan manusia yang berinteraksi menurt suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Kata "Masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak yang artinya adalah sebuah masyarakat adalah suatu jaringan yang menjalin hubungan-hubungan antar individu yang memiliki ketergantungan satu sama lain.Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Kemudian menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Kemudian antara masyarakat dan kebudayaan juga mempunyai hubungan yang cukup erat. Dimana masyarakat sendiri tidak akan bisa hidup tanpa adanya keikutsertaan aspek-aspek kebudayaan dalam kehidupan mereka. Dan kebudayaan itu sendiri tidak dapat muncul dan berkembang apabila tidak ada masyarakat di dalamnya. Serta dengan masyarakat itulah kebudayaan di suatu daerah dapat berkembang. Hubungan saling membutuhkan inilah yang membuat masyarakat dan kebudayaan saling berkaitan.

Salah satu contoh dari kebudayaan masyarakat adalah membuang sampah pada tempatnya. Sekarang ini, banyak orang yang tidak menjaga kebudayaan membuang sampah pada tempatnya. Banyak orang yang tidak memperindah perkataan “ BUANGLAH SAMPAH PADA TEMPATNYA “. Mereka tidak memperdulikan kebersihan lingkungan sekitarnya. Padahal jika kita tidak menjaga kebersihan lingkungan, akan mengakibatkan hal-hal yang merugikan diri sendiri maupun oranglain. Membuang sampah tidak pada tempatnya atau sembarangan adalah salah satu contoh pencemaran lingkungan. Dari sampah yang bernilai kecil pun dapat mengakibatkan hal yang berdampak negative atau merugikan diri sendiri maupun oranglain. Sekarangpun sungai dijadikan tempat pembuangan sampah. Memang, hal tersebut kelihatan nya sepele, tapi hal tersebut akan berakibat fatal bagi kehidupan. Sampah yang dibuang ke sungai akan menumpuk dan dapat mengakibatkan bencana alam seperti banjir. Banjir akan datang dimulai dari kecerobohan manusia salah satu nya membuang sampah tidak pada tempatnya. Jika setiap kepala keluarga terus-menerus membuang sampah ke sungai, maka kebersihan sungai akan tercemar dan akan banjir. Apalagi jika membuang sampah plastic ke sungai, sampah plastic tersebut tidak akan hancur melainkan akan terus menumpuk jika terlalu sering membuang sampah ke sungai. Banyak alasan mereka membuang sampah ke sungai, yaitu seperti tidak tersedianya tempat sampah ditempat tinggal mereka, sehingga sungaipun menjadi alternative lain untuk membuang sampah. Sebenarnya mereka menyadari dampak negative dari membuang sampah kesungai. Seperti yang sudah saya sebutkan, dampak negative dari membuang sampah ke sungai adalah banjir. Selain itu air sungai pun akan kotor dan tercemar yang dapat menimbulkan penyakit jika kita menggunakan air sungai yang tercemar tersebut. Jika sudah seperti itu, banyak pihak yang dirugikan. Orang yang tidak membuang sampah sembarangan pun akan merasakan akibatnya. Jika sudah begini, siapa yang mau bertanggung jawab ??? Tentunya hal tersebut harus menjadi menjadi pelajaran bagi semua orang. Kita harus menyadari akan dampak negative dari membuang sampah tidak pada tempatnya. Selain membuang sampah ke sungai, banyak juga orang yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Misalnya seseorang sedang berjalan disuatu tempat dan mereka membuang sampah bekas makanan atau minuman mereka tidak pada tempat yang sudah disediakan ditempat tersebut. Padahal sudah tersedia tempat membuang sampah atau tempat sampah.Tetapi mereka tidak memperdulikan nya. Mereka lebih memilih membuang sampah sembarangan. Tanpa di sadari, hal tersebut akan memberikan dampak buruk bagi diri nya sendiri maupun oranglain.
Tanggapan dari saya pribadi adalah, tentunya hal tersebut tidak patut untuk dicontoh. Karena hal tersebut memberikan dampak buruk bagi semua orang.
Saran saya, agar orang tidak membuang sampah sembarangan adalah harus ada nya sanksi bagi orang yang tidak membuang sampah pada tempatnya. Bisa juga lebih di perbanyak tempat sampah di tempat-tempat yang ramai di kunjingi orang. Mungkin hal tersebut tidak sepenuhnya menghilangkan kebiasaan orang membuang sampah tidak pada tempat nya, tetapi hal tersebut bisa meminimalisir kebisaan orang-orang yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Tetapi dari semua hal itu, yang paling terpenting menurut saya adalah adanya kesadaran dari diri sendiri. Bahwa membuang sampah tidak pada tempatnya akan merugikan banyak orang. Hal tersebut lebih efektif, jika semua orang mempunyai kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan. Kita harus menyadari bahwa kebersihan lingkungan itu penting untuk dijaga agar tidak ada pihak yang dirugikan.
Jika kebudayaan masyarakat membuang sampah pada tempatnya terjaga, hidup kita tidak akan ditakuti oleh kata “ BANJIR “ . Oleh karena itu, ayo kita mulai dari sekarang untuk menjaga kebersihan lingkungan dari hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya. Hal tesebut akan menjauhkan kita dari banjir. Tingkatkan kesadaran dari diri sendiri, agar tidak ada pihak yang dirugikan.