Rabu, 01 Oktober 2014

12. KEPARIWISATAAN 2



RIDHO ILAHI
            Perjalanan hidup terukir indah bersama langkah yang benar-benar di jalani dengan keikhlasan hati sehingga apapun yang terjadi membuat kita yakin atas keputusan yang sudah kita ambil.
          Hari itu sepenggal dari perjalanan hidupku terukir namun tak kusangka akan menjadi cerminan hidup yang berarti. Pesona yang terpancar membuat silau mata diri dan mata hati yang tak sedetik pun dapat di pungkiri bahwa itu merupakan jalan tuhan yang sengaja ditentukan untuk ku agar dapat mengambil hikmahNya. Pertemuan ku dengan dirinya bukanlah tanpa sebab, tarikan jodoh ilahi lah yang membuat kami bertemu.
          Hari itu, saat datangnya sebuah kesempatan yang mungkin kesempatan itu merupakan satu-satunya kesempatan yang takkan terulang lagi, aku bertemu dengannya di persimpangan jalan. Seolah ada tirai yang membuat pelindung diri dari teriknya matahari yang membuat pancaran pesonanya tak sedikitpun ternoda. Sungkup kepala tanda kesolehan melengkapi syarat kelengkapan yang terpakai dikepalanya. Sungguh indah ciptaan Tuhan gumam ku.
          Semenjak saat itu usaha tak henti kulakukan tuk mencuri hatinya, bermula dari mencari tahu siapa dia hingga dimana rumahnya, dan akhirnya ku ketahui Kurnia namanya. Tak henti ku mencoba mendekatinya namun dia hanya merespon sebagaimana seorang kenalan saja, tentulah hati ini begitu sakit, akan tetapi aku belum menyerah dan mencari tahu apakah ada alasan lain kenapa dia tidak begitu merespon setiap pria yang mendekatinya. Hari itu aku memberanikan diri mengikutinya hingga kerumahnya dan tak sungkan seorang pria dewasa menyapa seorang bapak - bapak bersorban “assalamualaikum pak ustadz” , tentu kata-kata itu membuat aku kaget dan mengetahui bahwa sikapnya yang tidak begitu merespon pria karena ayah nya seorang ustadz `.
           Keesokan harinya langsung ku tanyai dia apakah benar apa yang aku sangka ini, ia menjawab benar lantas ku tanyai pula apakah aku mendapat kesempatan untuk bisa mencuri hatinya dan ia menjawab “ curilah hati Tuhan ku, karena hatinyalah yang akan merestui hatiku “ ,,,. Ia pun pergi meninggalkan sejuta kebingungan dihatiku.
          Lama ku fikir maksud dari katanya hingga pada saat ketika ku bertanya pada teman akan solusi dari ucapan Kurnia. Dan tentu nya jawabannya adalah ia akan menyerahkan hatinya hanya jika pada pria yang soleh yang menyerahkan hatinya pada tuhannya. Sungguh akupun tersentuh, dan merenung mencari kesempatan yang tepat untuk membuktikan bahwa aku memang layak untuk nya.
          Akhirnya, aku meberanikan diri untuk menemui ayahnya yang tak lain adalah seorang ustad, aku pun bertanya dan meminta bersediakah beliau mengangkat ku menjadi seorang murid. Senyum lebar jelas terpancar dari pria bersorban itu dan iya pun menjawab “dengan senang hati wahai pemuda”.
          Singkat cerita, Lama ku menuntut ilmu agama bersama guru ku, aku kini melakukan nya bukan hanya dasar ingin mendekati kurinia akan tetapi kini pelajaran agama menjadi suatu sebutuhan bagiku.
          5 tahun berlalu aku berguru dan mengikuti dakwah atas anjuran guru ku kini usia ku pun menginjak 30, dan alangkah kaget namun rasa gembira tak tertahan bahwa guru ku meminta aku melamar anak nya jika memang aku bersedia, dan akupun menyatakan bersedia.
          Akhirnya berkat Ridho ALLAH kepada ku selama ini hingga  kami menikah dan memiliki 2 anak, dan kini hanya satu harapan ku yaitu keluarga ku benar-benar menjadi keluarga yang sakinah , mawadah, warahmah.
SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar