RIDHO
ILAHI
Perjalanan hidup
terukir indah bersama langkah yang benar-benar di jalani dengan keikhlasan hati
sehingga apapun yang terjadi membuat kita yakin atas keputusan yang sudah kita
ambil.
Hari
itu sepenggal dari perjalanan hidupku terukir namun tak kusangka akan menjadi
cerminan hidup yang berarti. Pesona yang terpancar membuat silau mata diri dan
mata hati yang tak sedetik pun dapat di pungkiri bahwa itu merupakan jalan tuhan
yang sengaja ditentukan untuk ku agar dapat mengambil hikmahNya. Pertemuan ku
dengan dirinya bukanlah tanpa sebab, tarikan jodoh ilahi lah yang membuat kami
bertemu.
Hari
itu, saat datangnya sebuah kesempatan yang mungkin kesempatan itu merupakan
satu-satunya kesempatan yang takkan terulang lagi, aku bertemu dengannya di
persimpangan jalan. Seolah ada tirai yang membuat pelindung diri dari teriknya
matahari yang membuat pancaran pesonanya tak sedikitpun ternoda. Sungkup kepala
tanda kesolehan melengkapi syarat kelengkapan yang terpakai dikepalanya. Sungguh
indah ciptaan Tuhan gumam ku.
Semenjak
saat itu usaha tak henti kulakukan tuk mencuri hatinya, bermula dari mencari
tahu siapa dia hingga dimana rumahnya, dan akhirnya ku ketahui Kurnia namanya.
Tak henti ku mencoba mendekatinya namun dia hanya merespon sebagaimana seorang
kenalan saja, tentulah hati ini begitu sakit, akan tetapi aku belum menyerah
dan mencari tahu apakah ada alasan lain kenapa dia tidak begitu merespon setiap
pria yang mendekatinya. Hari itu aku memberanikan diri mengikutinya hingga
kerumahnya dan tak sungkan seorang pria dewasa menyapa seorang bapak - bapak bersorban
“assalamualaikum pak ustadz” , tentu kata-kata itu membuat aku kaget dan
mengetahui bahwa sikapnya yang tidak begitu merespon pria karena ayah nya
seorang ustadz `.
Keesokan harinya langsung ku tanyai dia apakah
benar apa yang aku sangka ini, ia menjawab benar lantas ku tanyai pula apakah
aku mendapat kesempatan untuk bisa mencuri hatinya dan ia menjawab “ curilah
hati Tuhan ku, karena hatinyalah yang akan merestui hatiku “ ,,,. Ia pun pergi
meninggalkan sejuta kebingungan dihatiku.
Lama
ku fikir maksud dari katanya hingga pada saat ketika ku bertanya pada teman akan
solusi dari ucapan Kurnia. Dan tentu nya jawabannya adalah ia akan menyerahkan
hatinya hanya jika pada pria yang soleh yang menyerahkan hatinya pada tuhannya.
Sungguh akupun tersentuh, dan merenung mencari kesempatan yang tepat untuk
membuktikan bahwa aku memang layak untuk nya.
Akhirnya,
aku meberanikan diri untuk menemui ayahnya yang tak lain adalah seorang ustad,
aku pun bertanya dan meminta bersediakah beliau mengangkat ku menjadi seorang
murid. Senyum lebar jelas terpancar dari pria bersorban itu dan iya pun
menjawab “dengan senang hati wahai pemuda”.
Singkat
cerita, Lama ku menuntut ilmu agama bersama guru ku, aku kini melakukan nya
bukan hanya dasar ingin mendekati kurinia akan tetapi kini pelajaran agama
menjadi suatu sebutuhan bagiku.
5
tahun berlalu aku berguru dan mengikuti dakwah atas anjuran guru ku kini usia
ku pun menginjak 30, dan alangkah kaget namun rasa gembira tak tertahan bahwa guru
ku meminta aku melamar anak nya jika memang aku bersedia, dan akupun menyatakan
bersedia.
Akhirnya
berkat Ridho ALLAH kepada ku selama ini hingga
kami menikah dan memiliki 2 anak, dan kini hanya satu harapan ku yaitu
keluarga ku benar-benar menjadi keluarga yang sakinah , mawadah, warahmah.
SEKIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar